Monday, December 28, 2009

Kuliah dan silabus Banjir 1

Slide 2
ini file power point mengenai banjir download link berikut ini:


http://www.4shared.com/file/183730959/704c887d/PSDA_10_Banjir.html



Apa definisi banjir?
Apa penyebab banjir?
Apa saja jenis-jenis banjir yang ada?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi banjir?
Apa saja dampak banjir?
Bagaimana cara memperkirakan banjir?
Bagaimana merencanakan perlindungan terhadap bahaya banjir? 

Slide 3
Definisi Banjir

Slide 3
Chow (1956): “A flood is a relatively high flow which overtaxes the natural channel provided for runoff.”
Rostvedt et al. (1968):”A flood is any high streamflow which overtops natural or artificial banks of a stream.”
Ward (1978): “A flood is a body of water which rises to overflow land which is not normally submerged.” 


  Slide 4
jenis banjir:
- Banjir di sungai (river floods)
   Terjadi pada bantaran
   Terdapat debit yang melebihi kapasitas
- Banjir di derah pantai (coastal floods)
   Penggenangan oleh air laut akibat dinamika air laut (pasang surut, badai) 



Pengurangan dampak banjir


Slide 8
Mengurangi debit puncak Reservoir
2.Membatasi area pergerakan air >Tanggul Banjir
3.Mengurangi elevasi muka air banjir > Perbaikan saluran
4.Pemindahan aliran > Kanal Banjir
5.Floodproofing
6.Pengurangan limpasan > Manajemen kawasan
7.Peringatan dini dan evakuasi
8.Manajemen dataran banjir

Slide 9
Storage reservoir: pelepasan tampungan dengan controlled variable gate
Retarding basin: pelepasan tampungan dengan fixed outlet 



ini sekedar info ni teman2 kuliah banjir dosennya bener2 beda sama dosen2 sebelumnya yang enak, santai, kalem, dan menyenangkan tapi ini serem banget, dia galak, banyak tugas, tegas kalo telat ga boleh ikut perkuliahan, dan tugas buat pertemuan minggu depan tuh disuruh aktif nanya, setiap orang wajib nanya ke dosennya pokoknya harus siap sama materi yang mau dikasih, harus rajin2 ke perpustakaan terus cari bahan sendiri di internet tentang banjir, kata dia duduk diam mendengarkan dan nulis materi kuliah dan ikut ujian dijamin dapet C ditangan, ati ati deh kawan.... siapin pertanyaan buat kuliah banjir minggu depan yaaa.... :) dan jangan lupa siapin tugas tentang banjir dari internet :D
 


Monday, December 14, 2009

kuliah pelabuhan terakhir

nih kawan2 materi kuliah yang kemarin, ini adalah materi kuliah pelabuhan terakhir (kuliah terakhir)

membahas masalah reklamasi, pengurukan laut, ponton, gambar pelabuhan, dll

silahkan didownload materi kuliah pelabuhan ini :

http://www.4shared.com/file/172538853/66709ba8/gambar_pelb.html
http://www.4shared.com/file/172554548/25f7aa2a/METODA.html
http://www.4shared.com/file/172559851/bf826841/reclam.html
http://www.4shared.com/file/172566674/e883b9c0/type2_kapal.html

semuanya power point

Monday, December 7, 2009

Metode Pekerjaan Sumpit

12. METODE KERJA PEKERJAAN SUMPIT
1. PROSEDUR PELAKSANAAN
1.1 PERSIAPAN
Sebelum memulai pekerjaan sumpit, semua bagian yang terlibat harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sumpit harus di dasarkan pada :
a. Spesifikasi.
b. Gambar desain dengan status “ For Construction “.
c. Risalah Lelang.
d. Shop Drawing.

1.1.1 Penyiapan shop drawing
Untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus menggambarkan :
a. Gambar denah, menggambarkan posisi sumpit terhadap sumbu Underpass/Ramp lengkap dengan ukuran sumpit.
b. Gambar potongan sumpit harus menginformasikan ukuran, elevasi dan mutu beton yang dipakai yaitu K-350.
c. Gambar pembesian sumpit harus menginformasikan jenis, jumlah dan diameter besi serta jarak besi baik besi uatma maupun besi sengkang.
Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar desain dengan status “ For Construction “, Spesfikasi dan Risalah Lelang. Gambar tersebut harus sudah di setujui pemberi tugas, sebelum di edarkan ke lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir.

1.1.2 Mempersiapkan bahan, tenaga kerja dan alat
A. Mempersiapkan bahan
Material yang akan di gunakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas. Jenis material yang perlu mendapatkan persetujuan adalah sebagai berikut :
v Besi Beton.
v Campuran Beton melalui Trial Mix Design.
v Pasir urugan.


B. Mempersiapkan peralatan yang dipakai

Peralatan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan sumpit antara lain :
v Perlengkapan bekisting.
v Bar cutter dan Bar bender (pembesian).
v Concrete vibrator.
v Bucket cor.
v Truck mixer
v Concrete Pump.
v Excavator.
v Dump truck.
v Scaffolding.


1.2 PELAKSANAAN

1.2.1 Galian Tanah
Galian tanah pada slab bawah di tambah 10 cm untuk lantai kerja ( lean concrete ). Setelah di laksanakan penggalian sedalam 10 cm, di lakukan survey stock out pada lokasi pekerjaan sumpit. Selanjutnya, lean concrete dapat di tuang untuk menjadi lantai kerja setebal 10 cm.


1.2.2 Besi Beton
Pekerjaan pembesian untuk sumpit terdiri dari dua bagian yaitu untuk :
1. Pembesian pelat lantai dasar.
2. Pembesian dinding sumpit.
3. Pembesian top slab (dilakukan setelah pengecoran dinding sumpit).


A. Fabrikasi Besi Beton
Fabrikasi di laksanakan dengan mempehatikan hal – hal sebagai berikut :
v Jenis besi utama dan besi pembagi.
v Diameter besi utama dan besi pembagi.
v Jumlah pembesian utama.
v Jarak besi pembagi.
v Overlap / panjang penyaluran antar besi beton harus sesuai spesifikasi.

B. Penyetelan Besi Beton
Penyetelan pembesian pada struktur bangunan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah di setujui,. Penyetelan ini harusmemperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah besi beton.
b. Jarak tulangan sesuai gambar pelaksanaan.
c. Panjang penyaluran dan pengangkutan harus seuai dengan persyaratan.
d. Pemberhentian besi beton harus benar.
e. Ikatan antar besi beton harus kuat.
f. Jarak antar lapisan besi beton harus benardan kuat (tidak melendut).
g. Beton decking terbentuk dengan benar.



1.2.3 Bekisting
Pemasangan bekisting untuk sumpit terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :
1. Bekisting plat lantai dasar
2. Bekisting dinding sumpit; dilakukan setelah pengecoran bottom slab.
A. Fabrikasi bekisting

Prinsip fabrikasi bekisting adalah :
a. kokoh (kuat)
b. berat bekisting harus di bawah kemampuan alat pengngkut
c. ketelitian (presisi) ukuran (siku, lurus, dimensi tepat)
d. mudah untuk penyetelan dan pembongkaran
B. Stel bekisting

Penyetelan bekisting untuk struktur horizontal (alas) dilakukan setelah pembesian dilaksanakan. Pada penyetelan bekisting harus dilakukan pengecekan terhadap : dimensi, ketegakan, ketinggian/elevasi, kerataan dan kekuatan penyangganya.

1.2.4 Pengecoran
Pengecoran untuk pekerjaan retaining wall terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :
1. Pengecoran pelat lantai dasar.
2. Pengecoran dinding sumpit; dilakukan setelah penyetelan bekisting dinding sumpit.
Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dilaksanakan pengecekan terakhir (check list) terhadap pembesian dan pemasangan bekisting.

A. Penuangan beton

Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan harus benar yaitu :
a. Pengecoran harus kontinyu sejak pengecoran dimulai sampai mencapai siar pelaksanaan (sambungan) yang ditetapkan.
b. Beton harus dituang vertikal dan sedekat mungkin dengan bagian yang dicor. Jika diperlukan meratakan beton, harus dilakukan dengan sekop dan bukan membuat beton mengalir.
c. Beton tidak boleh dituangkan ke dalam bekisting dengan jarak yang tinggi (maksimum 2 m) karena akan mengakibatkan segregasi. Apabila tinggi lebih dari 2 m, maka harus memakai talang/corong/tremi.
d. Pengecoran harus dimulai dari sudut-sudut bekisting dan dari level terendah jika permukaannya miring.
e. Beton harus dituang pada tumpkan beton sebelumnya (overlapping) dan bukan jauh darinya.
f. Beton harus dicorkan dalam lapisan-lapisan datar, dan tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan dibawahnya mengeras. Untuk pengecoran dinding yang panjang sekali, dimana cara lapisan-lapisan horizontal akan menyebabkan terjadinya sambungan dingin (cold joint) pada beton, pengecoran harus dilakukan dengan ketinggian penuh yang akan membuat kemiringan pada permukaan beton.
g. Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa penutup diatasnya, karena air hujan akan menurunkn mutu beton.



B. Pemadatan

Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yang benar yaitu :
a. Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil.
b. Vibrator harus dapat dimasukkan kedalam jaringan/anyaman besi beton dan harus diusahakan tidak menempel vibrator pada besi. Menggetarkan besi beton dapat mengakibatkan mutu beton menjadi jelek, dimana terjadi pengumpulan pasir disekitar besi, bahkan apabila besi digetarkan terus-menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini merambat beton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya korosi pada tulangan.
c. Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan menyebebkan segregasi bleeding terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik.
d. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting karena apabila bekisting tergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusak bekisting. Jarak minimal kebikisting adalah10 cm.
e. Beton tidak boleh di getarkan berulang – ulang pada tempat yang sama, karena dapat mengakibatkan rongga – rongga udara di dalam betonnya.
f. Vibrator harus di masukkan ke dalam beton yang belum di padatkan secara tepat dan di angkat pelan – pelan. Kecepatan memasukkan vibrator di perlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap di bawahnya. Sedangkan pengangkatan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pengangkatan berkisar antara 4 s/d 8 cm/detik.
g. lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator.
h. Untuk pengecoran struktur beton yang tinggi dan lebar, tiap lapisan beton yang paling efisien adalah 50 cm. Apabila tiap lapisan dibuat tebal akan menyulitkan udara dan ai yang terperangkap di lapisan bawahnya melepaskan diri keatas karena tekanan beton terlalu berat. Sebaliknya apabila terlalu tipis, tekanan beton tidak dapat mengimbangi pekerjaan vibrator.
i. Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya, vibrator harus dimasukan sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke dalam lapisan dibawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, paat dan menyatu.
j. Pada pengecoran plat beton yang tipis, vibrator boleh dimasukkan kedalam beton secara miring. Dalam hal ini vibrator akan menyentuh besi tulangan, tetapi harus diusahakan sedikit dan secepat mungkin.

1.2.5 Perawatan ( curing ) beton
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlansung dengan sempurna maka di perlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Lamanya curing sekitar 7 hari berturut – turut mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain :
a. Menyemprotkan dengan lapisan khusus ( semacam Vaseline ) pada permukaan beton.
b. Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air. Setelah proses curing, di lakukan pengurugan tanah kembali lapis demi lapis.

data2 proyek underpass pondok indah

BAB III
GAMBARAN UMUM PROYEK

3.1 Sejarah Proyek
Pada tahun 1997 pihak Metropolitan Kentjana merencanakan akan membangun dua pusat perbelanjaan yang bernama Pondok Indah Mall 1 dan pondok Indah Mall 2, kemudian untuk membuat sebuah proyek ini pihak Pemda DKI mensyaratkan untuk membangun Underpass di dekat persimpangan Jl.Metro Duta Niaga agar meminimalisir dampak kemacetan, Proyek dilaksanakan mulai pada tahun 1997 tetapi terhenti karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, proyek ini terhenti hingga tahap pengecoran bored-pile sedangkan Pondok Indah Mall 1 sudah selesai dibuat, maka pada tahun 2004 pihak Metropolitan Kentjana melanjutkan kembali proyek yang terhenti tersebut dengan membangun Pondok Indah Mall 2 dan Underpass pondok Indah.

3.2 Data Umum

3.2.1 Lokasi Proyek
Pembangunan Underpass Pondok Indah ini menghubungkan Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Metro Pondok Indah. Dimana kedua jalan tersebut merupakan jalan penghubung pinggiran kota jakarta dengan pusat kota, yang selalu padat pada pagi dan siang harinya.
Kondisi lalu lintas di sekitar proyek sangatlah padat tiap harinya terutama pada persimpangan Pondok Indah Mall yang saat ini sedang dilaksanakan pembangunan underpass. Hal ini dikarenakan selain menjadi pusat bisnis, lokasi proyek juga merupakan pusat perbelanjaan dan hiburan bagi banyak warga Jabotabek. Selain itu jalan pondok indah ini merupakan akses bagi warga yang tinggal di wilayah pinggiran Jakarta untuk mencapai pusat kota.

3.2.2 Batas Wilayah Studi
Penentuan batas wilayah studi dilakukan dengan pertimbangan – pertimbangan yang sesuai dengan rencana kegiatan Pembangunan Underpass Pondok Indah meliputi batas proyek, batas ekologis, dan batas administrasi.
3.2.3 Batas Proyek
Sebelah Utara : Jl. Sultan Iskandar Muda.
Sebelah Timur : Jl. Margaguna, Mal Pondok Indah I, Masjid Raya Pondok Indah, dan Kawasan Niaga.
Sebelah Selatan : Jl. Metro Pondok Indah.
Sebelah Barat : Jl. Kartika Utama, Mal Pondok Indah II, Wisma Pondok Indah, Pemukiman Penduduk.

3.2.4 Batas Ekologis
Proyek pembangunan Underpass Pondok Indah ini akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan diperkirakan berupa bertambahnya arus lalu lintas dan menimbulkan kemacetan akibat penyempitan badan jalan.Batas ekologi ini merupakan kondisi alam yang berada di sekitar kegiatan konstruksi, batas ini berupa daerah aliran sungai, jalan raya maupun ekosistem dari suatu kegiatan yang saling berhubungan dengan kegiatan yaitu ekosistem pemukiman didaerah Pondok Indah.

3.2.5 Batas Sosial
Batas sosial berada pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan proyek, tepatnya disekitar pemukiman terdekat dengan lokasi proyek. Dimana masyarakat yang berada pada daerah pemukiman ini sebagian besar merupakan masyarakat menengah keatas.

3.3 Data Umum Proyek

1. Nama Proyek : Pembangunan Underpass Pondok Indah
2. Pemilik Proyek : PT. METROPOLITAN KENCANA
3. Konsultan Pengawas : PT. PERENCANA JAYA
4. Konsultan Perencana : PT. PERENCANA JAYA
5. Kontraktor : PT. JAYA KONSTRUKSI M. P.
6. Sub Kontraktor : - PT. JAYAMIX. ( Produksi Beton )
- PT. TALENTA. ( Galian dan Angkutan Tanah )
- PROKLA ( Precast Saluran )
- RUSA DAHADA ( Straighting )
7. Konsultan Biaya : PT. DAVIS LANGDON & SEAH INDONESIA
8. Kontrak
- Nilai Kontrak : Rp. 19,253,057,025.00
( Tanpa PPN 10% )
- Tanggal Kontrak : 19 Oktober 2004
- Nomor Kontrak : 065 / PIM2 / X / 2004

9. Waktu Pelaksanaan
- Mulai : 19 Oktober 2004
- Selesai : 01 Juni 2005
10. Waktu Pemeliharaan
- Mulai : 01 Juni 2005
- Selesai : 01 Juni 2006
11. Jenis Pekerjaan : Underpass
12. Lokasi Proyek
- Propinsi : DKI Jakarta
- Kotamadya : Jakarta Selatan
- Alamat : Jl. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah
13. Kuantitas Pekerjaan
- Deskripsi Proyek : Pembuatan Underpass
- Luas Bangunan : 8000 m2
- Fungsi : Peningkatan Kelancaran Lalu Lintas dan Menghilangkan titik pertemuan pada persimpangan dari / menuju arah Pondok Indah Mall.
3.4 Data Teknis Proyek
Data proyek Underpass Pondok Indah adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Underpass Pondok Indah.
2. Panjang Total : 411 m
3. Ramp Utara :
a. Panjang : 175 m
b. Lebar : 16.4 m ( 4 lajur – 2 arah ) dengan median.
c. Kelandaian : 5 %
d. Struktur Dinding : - Bored Pile existing ø 800
- Dinding Cover Bored Pile t = 25 cm. K – 350
( fc’= 29 Mpa )
- Panel Cover Precast / GRC
- Retaining wall. K-350 ( fc’ = 29 Mpa )
e. Bottom Slab : Beton Bertulang K – 300 ( fc’ = 29 Mpa )
f. Finishing slab Bawah: Hotmix AC tebal 10 cm

4. Terowongan ( Box Tunel )
a. Panjang : 70 m
b. Lebar : 17,5 m ( 4 lajur – 2 arah ) dengan median
c. Kelandaian : 0,47 %
d. Clearance : 4,6 m
e. Bentuk Konstruksi : Box Tunel dengan tiang BP ø 60 cm pada median.
f. Struktur Pondasi : Bored Pile ø 88 cm ( secant pile )
g. Struktur Pondasi : Bored Pile ø 88 cm dengan penutup panel precast
h. Struktur Top Slab : Beton Bertulang K-350 ( fc’ = 29 Mpa )
I. Struktur Bottom Slab: Beton Bertulang K-300 ( fc’ = 29 Mpa )
J. Finishing Slab : Hotmix AC tebal 10 cm

5. Ramp Selatan
a. Panjang : 166 m
b. Lebar : 17,5 m ( 4 lajur – 2 arah ) dengan median
c. Kelandaian : 5%
d. Stuktur Dinding : - Bored Pile Secant Pile ø 88 cm
- Pondasi Cover Precast / GRC
- Retaining Wall K-350 ( fc’ = 29 )
e. Bottom Slab : Beton Bertulang K-300 ( fc’ = 29 )
f. Finishing Slab : Hotmix AC tebal 10 cm

6. Sumpit : - Fungsi sebagai bak penampung air hujan
- Kapasitas + 1000 m3
- Dimensi : 17 m x 3,3 m x 20m
- Konstruksi : Beton Bertulang
- Sistem 1 ( satu ) blok
- Metode pengurasan menggunakan Submersible Pumps terdiri dari :
4 unit pompa utama kapasitas 125 ltr/detik
2 unit pompa utama kapasitas 25 ltr/detik
- lokasi terdapat dibawah muka jalan / lantai kendaraan

7. Rumah Genset : - Fungsinya untuk Rumah Jaga, Dudukan Genset dan Dudukan Panel – panel
- Konstruksi Beton bertulang
- Lokasi / Posisi di daerah pulau sisi timur persimpangan
- Sumber Daya Listrik : - PLN
- Genset 150 KVA
3.5 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek Underpass Pondok Indah
Proyek Pembangunan Underpass Pondok Indah Meliputi :
Ø Pekerjaan Pengukuran
Ø Pekerjaan pemasangan bored pile.
Ø Pekerjaan caping beam.
Ø Pekerjaan tanah.
Ø Pekerjaan retaining wall.
Ø Pekerjaan drainase : sub drain (Geotekstil).
Ø Rigit pavement + flexible.
Ø Cover Wall.
Ø Pembuatan rumah pompa dan pemasangan pompa.
Ø Pekerjaan instalasi listrik dan penerangan jalan umum.
Ø Pekerjaan pot bunga.

3.5.1 Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan untuk menentukan posisi letak bangunan underpass sesuai dengan desain baik center line underpass maupun stack out dari detour – detour yang akan dibuat.


3.5.2 Pekerjaan Bored Pile
Pekerjaan Bored pile ini hanya pada ramp bagian selatan, dimana pekerjaan bored pile yang lainnya telah dilaksanakan pada tahun 1997. Pekerjaan Bored pile ini menggunakan Beton K – 350.

3.5.3 Pekerjaan Caping Beam
Pekerjaan ini adalah pekerjaan memotong kepala bored pile, selain itu pekerjaan ini bertujuan agar mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan lainnya.

3.5.4 Pekerjaan Tanah
Untuk pekerjaan tanah ini terdiri dari pekerjaan penggalian tanah, timbunan dan pengangkutan tanah. Penggalian dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat hujan air tidak menggenang di tempat galian, sehingga aktivitas penggalian tidak terganggu. Pengamanan ini bisa digunakan pompa dan drainase sehingga pembuangan air lancar. Pada pekerjaan ini alat berat banyak digunakan diantaranya excavator, Bulldozer, Dup Truck dll.

3.5.5 Pekerjaan Retaining Wall
Retaining wall ini dimaksudakan sebagai pengganti bored pile pada bagian awal underpass. Selain itu juga bored pile bertujuan sebagai penahan tanah dan lalu lintas.
3.5.6 Pekerjaan Drainase Sub – drain ( geotextile )
Pekerjaan drainase ini menggunakan beton precast, untuk alairan air hujan yang jatuh di jalan underpass akan dibuang ke sumpit. Dikarenakan muka air tanah di proyek Underpass Pondok Indah ini berada pada kedalaman yang tidak terlalu dalam maka perlu dipasang serat geotextile agar air tanah tidak naik ke permukaan tanah.

3.5.7 Rigid Pavement + Flexible
Perkerasan jalan menggunakan perkerasan kaku ( Rigid Pavement ) dengan menggunakan beton K - 350, dan kemudian dilapisi aspal untuk kenyamanan berkendara.

3.5.8 Cover Wall
Cover wall adalah pekerjaan yang bertujuan untuk menutup existing bore pile yang dipasang sepanjang jalan dan underpass. Diharapkan dengan dibuatnya retaining wall ini tidak terjadi longsor pada jalan diatasnya karena lalu lintas kendaraan yang terjadi. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan perakitan besi tulangan, fabrikasi bekisting, dan pekerjaan pengecoran.



3.5.9 Pembuatan Rumah Pompa dan Pemasangan Pompa
Rumah pompa ini diletakkan pada salah satu pulau jalan yang berada di persimpangan jalan menuju jalan margaguna. Rumah pompa ini digunakan untuk memompa air hujan yang berada di ruang sumpit.

3.5.10 Pekerjaan Instalasi Listrik dan Penerangan Jalan Umum.
Pekerjaan instalasi listrik ini dimaksudkan untuk pengoperasian rumah pompa dan penerangan bagi jalan underpass.

3.5.11 Pekerjaan Pot Bunga
Pekerjaan pot bunga ini adalah pekerjaan tambahan bagi penghijauan underpass. Departemen Pekerjaan Umum mensyaratkan adanya pot bunga sebagai langkah penghijauan dari jalur underpass.

Sunday, December 6, 2009

Kuliah Awal Pelabuhan

hai teman2....apakabar kalian semua hehehe.... ini teori/silabus pelabuhan ya.... selamat menikmati, klik aja abis itu download deh...mudah kan....


http://www.4shared.com/file/163315840/d24c98d9/containers.html

http://www.4shared.com/file/163317175/2cd3cc91/pelb5_bw1.html

http://www.4shared.com/file/163324072/e660e63b/pelb5_bw2.html

http://www.4shared.com/file/163326983/b3273966/pelb5_bw.html

http://www.4shared.com/file/163337089/d9ffa522/pelb5_bwtamb1.html

http://www.4shared.com/file/163339328/b68eb454/pelb_di_sabang.html

Container atau Peti kemas

 Download File Kuliah disini teman2

http://www.4shared.com/file/163315840/d24c98d9/containers.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Container

nah ini teorinya

diambil dari wikipedia


Peti kemas (Ingggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut.

Daftar isi

[sembunyikan]

Standar

Berat

Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24,000 kg, dan untuk 40 kaki (termasuk high cube container), adalah 30,480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang bisa diangkut adalah 21,800 kg untuk 20 kaki, 26,680 kg untuk 40 kaki.

Ukuran

Ukuran peti kemas standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel berikut:

Peti kemas 20 kaki Peti kemas 40 kaki Peti kemas 45 kaki
inggris metrik inggris metrik inggris metrik
dimensi luar panjang 19' 10½" 6.058 m 40′ 0″ 12.192 m 45′ 0″ 13.716 m
lebar 8′ 0″ 2.438 m 8′ 0″ 2.438 m 8′ 0″ 2.438 m
tinggi 8′ 6″ 2.591 m 8′ 6″ 2.591 m 9′ 6″ 2.896 m
dimensi dalam panjang 18′ 10 5/16" 5.758 m 39′ 5 45/64 12.032 m 44′ 4″ 13.556 m
lebar 7′ 8 19/32 2.352 m 7′ 8 19/32 2.352 m 7′ 8 19/32 2.352 m
tinggi 7′ 9 57/64 2.385 m 7′ 9 57/64 2.385 m 8′ 9 15/16 2.698 m
bukaan pintu width 7′ 8 ⅛″ 2.343 m 7′ 8 ⅛″ 2.343 m 7′ 8 ⅛″ 2.343 m
tinggi 7′ 5 ¾″ 2.280 m 7′ 5 ¾″ 2.280 m 8′ 5 49/64 2.585 m
volume 1,169 ft³ 33.1 m³ 2,385 ft³ 67.5 m³ 3,040 ft³ 86.1 m³
berat kotor 52,910 lb 24,000 kg 67,200 lb 30,480 kg 67,200 lb 30,480 kg
berat kosong 4,850 lb 2,200 kg 8,380 lb 3,800 kg 10,580 lb 4,800 kg
muatan bersih 48,060 lb 21,800 kg 58,820 lb 26,680 kg 56,620 lb 25,680 kg

Intermodality

Suatu kereta api intermodal yang mengangkut peti kemas
Salah satu keunggulan angkutan peti kemas adalah intermodalitynya dimana peti kemas bisa diangkut dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas. Hal inilah yang menyebabkan peralihan angkutan barang umum menjadi angkutan barang dengan menggunakan peti kemas yang menonjol dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini juga terlihat pada pelabuhan-pelabuhan kecil yang sudah menunjukkan trend peralihan ke peti kemas karena alasan keekonomian terutama dalam kaitannya kecepatan bongkar muat dan biaya yang lebih rendah.

[sunting] Jenis Peti Kemas

Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20 kaki yang berdampingan dengan petikemas barang umum
Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda angkutan.
Jenis peti kemas
  • Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling banyak digunakan
  • Peti kemas tabung gas
  • Peti kemas tangki untuk curah cair
  • Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi
  • Peti kemas Generator
  • Peti kemas berpendingin
  • Peti kemas terbuka untuk pengakutan barang curah
  • Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi
  • Peti kemas dengan pintu disamping
  • Collapsible ISO
Jenis peti kemas Tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping, depan belakang dan atas.


Kebutuhan Dermaga Pelabuhan


Download lampiran disini :

Kebutuhan Dermaga Pelabuhan

file ini dikasih pak dosen tanggal 6 Desember 2009


Bongkar / Muat di Pelabuhan

oleh: Aripurnomo Kartohardjono*

1. Dalam melayani operasional kapal, pelabuhan adalah prasarana yang disiapkan sebagai tempat merapatnya kapal, untuk melaksanakan bongkar muat.
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008, tentang Pelayaran, bahwa Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda trasnportasi.

2. Kapasitas pelabuhan diperhitungkan terhadap volume dan jenis cargo yang dapat di operasionalkan sehingga kapasitas dermaga di dasarkan pada:
  1. Lalu lintas kapal (ship arrival);
  2. Waktu kapal di pelabuhan (turn round time).
  3. Jumlah dermaga / tambatan (berth);

3. Kebutuhan dermaga / tambatan di pelabuhan
a. Lalu lintas kapal /ship arrival atau operasional muatan kapal diperhitungkan / diatur  terhadap muatan kapal, sehingga idealnya pelabuhan terbagi menjadi beberapa sonasi untuk melayani bongkar muat kapal.























Gambar di atas menggambarkan bahwa pelabuhan yang ideal terbagi menjadi beberapa tambatan (berth) untuk melayani bongkar muat cargo yang spesifik.


b. Waktu siklus kapal di pelabuhan (turn round time);
Apabila kapal berlabuh di suatu pelabuhan, maka diperhitungkan waktu siklus kapal di suatu pelabuhan terhitung sejak kapal tiba di muara: (1) waktu yang dibutuhkan untuk kapal merapat (approach time), (2) pada waktu kapal merapat terbagi menjadi dua yaitu (2a) effektif time, yaitu waktu efektif rata-rata kapal selama di dermaga/tambatan, dan (2b) idke time adalah waktu kapal di dermaga tapi tidak melaksanakan bongkar/muat, yang dapat diakibatkan karena hujan, huru hara dan waktu libur, selanjutnya kapal (3) berlayar meninggalkan pelabuhan.


c. Jumlah dermaga / tambatan;
Jumlah dermaga diperhitungkan terhadap banyaknya atau jumlah ton, lalu-lintas cargo atau barang yang melewati dermaga/tambatan  (Berth Through Put / BTP).

Jumlah dermaga / kebutuhan dermaga diperhitungkan terhadap banyaknya cargo yang lewat dermaga dibagi dengan panjang keseluruhan kapal (LOA).

Kebutuhan dermaga diperhitungkan berdasarkan perumusan :


                 



Panjang dermaga diperhitungkan juga terhadap cargo yang diprediksikan dengan menggunakan perumusan:

                             

Sehingga:

                         








keterangaan:

BTP        = Berth Through Put (ton/m’/yer);
D            = Hari (day);
O            = Berth Occupancy Ratio (%);
H            = Jam kerja effektif  (hour);
A            = Kapasitas peralatan (ton/day);
G            = Kelompok kerja (Gang);
LOA       = Panjang keseluuhan kapal (Length Over All / LOA)
Cf            = Arus cargo (cargo flow);
Cfo          = Arus cargo awal (cargo flow awal);
r              = Nilai pertumbuhan ekonomi (%);
n             = Tahun ke. . .


4. Perhitungan BTP, berkaitan dengan kegiatan perencanaan tambatan kapal dan pelaksanaan bongkar muatnya., dan diarahkan agar lokasi tambatan kapal sesuai dengan jenis/ type kapal, jenis muatan yang akan melaksanakan bongkar muat dan penggunaan peralatan bongkar muatnya.  Agar optimal pemilihan gudang atau lapangan penumpukan disesuaikan dengan kebutuhan termasuk diantaranya kelancaran distribusi barang.

Data-data tentang kapal, bentuk / design dan jenis atau type kapal yang diperlukan adalah :
Ø      Hari kerja per tahun;
Ø      Berth Occupancy Ratio  (BOR);
Ø      Jam kerja efektif per hari;
Ø      Kapasitas peralatan kerja (kran / derek);
Ø      Jumlah kelompok kerja (gang);
Ø      Panjang kapal keseluruhan (LOA).


5.      Data - data yang diperlukan untuk menentukan keperluan dermaga/tambatan (berth), untuk kegiatan bongkar muatnya, diperhitungkan terhadap:
a.       Hari kerja; ditiap masing - masing pelabuhan mempunyai hari kerja yang belum tentu sama, mengingat hari libur yang ada di daerah dimaksud, termasuk diantaranya adanya huru hara dan sebagainya. Satu tahun hari kerja terdir dari 365 hari, dikurangi 52 hari minggu, dan hari-hari besar lainnya.

b.      BOR adalah tingkat penggunaan dermaga / tambatan, diperhitungkan terhadap kesibukan kapal menggunakan atau merapat di dermaga. Sebagai contoh pada 2004, angka BOR di Tg Priok 68 %, Tg. Perak 71 %, Belawan 60,52 %, Lhok Seumawe 29,68 %, Tg. Emas/Semarang 47 %, Benoa 57 %, Kupang 82 %, Makassar 53,41 %, Bitung 73,77 %, Balikpapan 84,1 %, Ambon 39,55 %, Sorong 80,06 %, Jayapura 86,44 %, Biak 65 %, Banjarmasin 101 %, Samarinda 64,58 %, Dumai 78,8 %, Tg. Pinang 91,63 %.

Maksimum BOR menurut Port Development, UNCTAD

Number of the group                            Recommended max BOR (%)
1                                                                                                                    40 %
2                                                                                                                    50 %
3                                                                                                                    55 %
4                                                                                                                    60 %
5                                                                                                                    65 %
6                                                                                                                    70 %

c.       Angka Berth Through Put (BTP) untuk pelabuhan – pelabuhan yang sibuk adalah: Tg Priok 4.184,04 ton,   Tg. Perak 465 ton, Belawan 2.327 ton, Lhok Seumawe 769 ton, Tg. Emas/Semarang 1.769 ton, Benoa 296 ton, Kupang 2.314 ton, Makassar 1.9522 ton, Bitung 1.171 ton, Balikpapan 1.239 ton, Ambon 232 ton, Sorong 736 ton, Jayapura 1.697 ton, Biak 288 ton, Banjarmasin 3.277 ton, Samarinda 1.469 ton, Dumai 6.182 ton, Tg. Pinang 1.640 ton.

d.      Kapasitas pelabuhan di pelabuhan Indonesia adalah sebagai berikut:

Produktifitas yang wajar menurut JICA Team adalah:
Type cargo                               Produktifitas
General cargo                           20 t/gang/jam
Begged cargo                           25 t/gang/jam
Unitized cargo                          30 t/gang/jam
Liquid bulk                               120 t/jam
Dry bulk                                   90 t/jam
Container                                 20 TEU/crane/jam
(Full Container Terminal)
Container                                 100 TEU/crane/jam
(Conventional Terminal)


DAFTAR PUSTAKA


  1. Bahan Rapat Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun 2004.
  2. Perencanaan Pelabuhan, Soejono Kramadibrata, 2001.
  3. UU Republik Indonesia Nomor 21 tahun 1992, tentang Pelayaran
  4. Port Planning and Design, IHE, Delf, 1992.
  5. Petunjuk Praktis Penanganan Bongkar Muat di Pelabuhan, Perum Pelabuhan II, Jakarta, 1987.
  6. Standard Design Criteria For Ports in Indonesia, Maritime Sector Development Programme, Directorate General of Sea Communication, 1984.



- o0o -